"SUGENG RAWUH DATENG PORO DULUR LAN BOLO....".

Laman

Sabtu, 14 Maret 2015

Pak Tani Buruh*

Dekil pakaianmu,
Hitam legam aura kulitmu,
Memikul cangkul bak pahlawan siap perang,
Semangatmu menggelora tak takut dilibas sang waktu.

Tangan-kakimu mengeras bagai hag sepatu,
Bukti keras baktimu pada keluarga-anak-dan istri,
Tak lupa juga bukti pengabdiammu untuk tanah airmu,
Ya! Untuk rakyat Indonesia tercinta.

Bayanganmu akan sanak keluarga,
Kau jadikan api pembakar smangat jiwamu,
Ah! Persetan itu sawah siapa kau cangkul, milik kapitalis? kau tak peduli.
Harapan perut anak-istri selalu terisi, jadi pilihan jalanmu.

Kau pun tak hiraukan apa balas jasa negara kepadamu,
Entah pendidikan anakmu yang mahal,
Dan harga bensin yang tak berkawan,
Kau lupakan itu sejenak, tanda pasrahmu pada himpitan zaman yang semakin sakit. Kau tak menyerah!

Kulihat sekitarmu pak tani,
Pemuda desa putus harapan,
Kurus berkawan lumpur, tanda semakin kelam arus yang kalian lalui,
Pun anak-anak kecil yang masih ceria dan tak tau kehidupan mereka kelak.

Ku terharu kagum denganmu pak tani,
Semangat juangmu dalam tindihan zaman,
Kata yang terngiang dalam benakku selalu,
Kau terus bekerja keras karena CINTA dan kau slalu ingin menghasilkan, CINTA...!!!

Ku masih ingat cerita guruku dulu,
Tentang Negriku Indonesia yang kaya,
Rakyat yang makmur dan alam yang melimpah,
Ku trus berdoa agar Negriku saat ini menjadi seperti cerita guruku dulu.

Dan, Jangan pernah menyerah buruh tani,
akan hakmu sebagai abdi negara!
Wahai para penguasa, jika kau manusia yang humanis,
hargailah mereka dg memberi mereka kesempatan!

                                                     Rbrt

*Puisi ini pernah dibacakan di pendopo Kecamatan Trowulan - Mojokerto sekitar Agustus 2014 saat penutupan KKN Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya angkatan 2011


Tidak ada komentar: