"SUGENG RAWUH DATENG PORO DULUR LAN BOLO....".

Laman

Jumat, 16 Juni 2023

Seni di Zaman Kanjeng Nabi Muhammad SAW: Al Qur'an, Jalan Dakwah, dan Sholawat sebagai Pembangkit Gairah Seni

Hahh? Al Qur'an dan dakwah sebagai pembangkit gairah kesenian? Bukannya Al Qur'an adalah kitab suci yang isi dan pakemnya lurus? Kok bisa membangkitkan gairah seni ya? Dan bla bla bla. Nah oke, yuk kita pahami korelasi dan pembahasannya gaes hehehe..

Sentuhan seni Islami masa Kanjeng Nabi berangkat dari wahyu pertama sebenarnya, yakni tentang "Bacalah" yang berhubungan dengan ngaji atau istilah umumnya adalah belajar. Belajar apapun, pokok'e belajaro! Dituturkan oleh Prof. Saifullah (Guru Besar IAIN Imam Bonjol Padang) bersama DR. Febri Yulika (Dosen ISI Padang Panjang) dalam karya berjudul "Sejarah Perkembangan Seni dan Kesenian dalam Islam" bahwa kehadiran Al Qur'an dan perintah belajar turut mengubah bangsa Arab yang kurang dalam tradisi tulis-menulis menjadi pionir dalam aktivitas seni tulisan yang diakui keindahannya oleh dunia. Seni penulisan dalam aksara Arabiah itu dikenal dengan istilah kaligrafi. Keindahan seni kaligrafi sejak masa Kanjeng Nabi yang masih awal terus dikembangkan dan selalu senafas dengan ayat-ayat Al Qur'an. Khalayak luas mengakui keindahan seni kaligrafi menarik minat umum dan melalui ketertarikan itu orang jadi penasaran untuk belajar kandungan makna dan semangat dalam memperdalam ajaran Islam. Wujud seni kaligrafi dapat dinikmati dalam beragam pembagian seni seperti seni lukis, seni rupa, seni ukir, hingga seni kriya. Sedangkan dari bentuknya mulai dari manusia, hewan, alam, benda dapat dikolaborasikan dengan seni kaligrafi yang estetis nan melegenda itu. Dari hal itu dapat ditarik pemahaman bahwa semangat dakwah Islam melalui ayat-ayat suci Al Qur'an disebarkan secara meluas melalui estetika seni kaligrafi. Ingat, keanggunan seni kaligrafi tersebut berangkat dari ayat-ayat suci Al Qur'an dimana ayat pertama yang diturunkan adalah seputar perintah "membaca". 

Nah, dalam perintah membaca/belajar itu ada perintah utama yakni beribadah. Ibadah dalam ajaran Islam merupakan bukti ketaqwaan. Berbicara tentang menjalankan ibadah yang salah satunya adalah sholat, maka perlu adanya tempat untuk sholat, yakni masjid. Kanjeng Nabi mengawali pembangunan masjid di Quba'. Awal pembangunannya sangat sederhana yakni tembok berdiri tanpa atap, dan tempat pengimaman yang diatasnya diberi pelepah kurma sebagai peneduh. Begitu pula pembangunan masjid Nabawi yang serupa namun lebih luas. 

Guys, kita perlu ketahui bahwa masjid selain mempunyai fungsi religi sebagai tempat sholat, doa dan dakwah, juga mempunyai fungsi sosial yang interaktif yakni untuk belajar, diskusi atau musyarawarah, hingga sejenak beristirahat. Aktivitas sosial dalam masjid masa Kanjeng Nabi yang semula sederhana lambat laun seiring kemajuan zaman mendapat sentuhan seni arsitektur yang indah bahkan megah. Hal tersebut dapat kita lihat dari masjid Quba', masjid Nabawi, hingga masjidil Harom yang diakui oleh dunia keindahan dan kemegahannya sehingga meningkatkan daya tawar Islam yang semakin banyak yang tertarik di panggung dunia melalui seni arsitekturnya.

Di ranah seni suara dan musik, Islam mempunyai modal awal yakni sholawat. Sholawat ini maksudnya pujian cinta atau senandung kesetiaan, doa dan bukti ummat Islam belajar kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, gitu bro. Melalui sholawat kita mendeklarasikan diri sebagai pengikut setia Beliau yang super keren. Dalam keyakinan Islam, mendapat rekomendasi atau acc tanda tangan dari Kanjeng Nabi Muhammad agar kita selamat di akhirat adalah mutlak. Bahkan selamat dalam agama dan dunia salah satu modal dasarnya adalah kesetiaan dan kecitaan kita pada Kanjeng Nabi dan ajarannya. Maka pernah didawuhkan, yang pertama bahwa "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad". Dawuh yang kedua adalah "Barang siapa bersholawat kepadaku (Kanjeng Nabi) satu kali, maka Gusti Allah SWT akan bersholawat kepadamu sepuluh kali". Bayangin lur, kita ini hamba jauh dari kesempurnaan hanya modal baca sholawat dengan tulus dibales Gusti Pengeran sholawat kepada kita. Bukankah itu modal masuk surga? Yo jelas kang mas e. Dan banyak sekali dawuh yang khos atau terkenal tentang perintah bersholawat ke Kanjeng Nabi. Nah kembali ke bahasan seni. 

Dari fakta hebatnya sholawat untuk kebaikan seorang muslim. Syair sholawat terus dikembangkan. Sejak sholawat pertama dikumandangkan oleh para sahabat untuk menyambut kedatangan Kanjeng Nabi yakni sholawat "tola'al badru.." hingga senandung sholawat terbaru terus berkembang dengan indah, menarik, pesat, dan membumi. Ora membumi piye, wong keindahan sholawat juga sering didendangkan di panggung internasional bahkan oleh pemeluk bahkan pemuka agama lain. Tak pelak, keindahan sholawat itu diiringi oleh olah vokal dan musik yang syahdu, semangat, dan joss. Paduan sholawat-vokal-musik yang sangat mungkin disandingkan dengan penampilan seni dan lain-lain turut menambah gairah seni ala Islam yang semakin joss dan berkembang, maju, dan membumi. Perihal keindahan seni, juga didawuhkan bahwa "Allah itu indah dan menyukai keindahan". So, yakin dan semangat yuk dengan Islam, karena begitu indah, anggun, megah, dan estetis.


Surabaya

Jumat, 16 Juni 2023

By alfaqir, robert tajuddin.