oleh; robert tajuddin
Nusantara dulu
Kusebut zaman embrio kejayaan
Sebuah cerita cinta
Tentang sebuah pesona wanita
Kejayaan nusantara
Di wilayah Tumapel
Politik dan cinta
Seorang wanita penentu
Pesona parasmu yang elok
Kau dipinang Sang Tunggul Ametung
Cinta kepadamu setara Negeri Tumapel
Dipertahankan sampai mati
Suatu saat dikala kau naik kereta kuda
Dengan para prajurit gagahmu
Lalu rombonganmu berhenti dan turun
Terbukalah lembaran sutera indah penutup betismu
Hampir semua ajudan pemberani
Merasa tak patut menatap betismu terbuka
Namun seorang ajudan bernama Ken Arok
Tak sengaja menatap betis Ratu yang bersinar
Pancaran itu indah
Terpukaulah Arok
Terbayang Arok akan memilikimu
Bayangan akan kejayaan berkat meminang Sang Ratu
Tak peduli kata Arok
Meski Engkau milik Sang Raja
Perjuangan memilikimu pantang pupus
Hingga Sang Arok lah pemenangnya
Raja Tumapel dibinasakan Arok
Seorang prajurit
Seorang pemberani
Pemenang hati Ratu
Dan bersemilah kisah cinta Arok-Dedes
Dalam sebuah istana
Sebuah negeri
Pemula trah wangsa rajasa
Berawal dari pesona seorang wanita nusantara
Sang pemberi keturunan berupa Raja-raja Tanah Jawa
Di era Tumapel hingga Ngayogyakarta
Tak luput berkat pesona elokmu Sang Ratu
Pesona jiwa
Pesona raga
Pesona anak negeri
Inilah pesona hakiki wanita Indonesia
Mungkin di Jazirah Mesir
Ada sosok fenomenal, Cleopatra
Namun aku lebih bangga dengan Ken Dedes
Seorang wanita mempesona yang betisnya memancar sinar keindahan
Sinar keelokan
Sinar kejayaan
Sinar kemuliaan
Dan sinar cinta kasih
Ku teringat kata Bung Proklamator
Slogan kepercayaan diri anak negeri
Pekik semangat kebanggaan,
"Ini Dadaku! Mana Dadamu!".
Surabaya, 17 Mei 2016
Pukul 00:56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar