"SUGENG RAWUH DATENG PORO DULUR LAN BOLO....".

Laman

Sabtu, 17 Agustus 2024

Sajak-sajak Kemerdekaan

"Merdeka itu Belajar"


Merdeka!!!

Pekik bangsa Indonesia menggema

Semangat 17 Agustus 1945 bergelora

Lalu bagaimana tindakan kedepan kita?


Kita adalah pelajar

Belajar sejak dini hingga mati

Semangat adalah kunci

Usaha merupakan jalan

Doa dan istiqomah adalah cara


Merdeka adalah hasil dan awal

Prosesnya dengan belajar

Kemerdekaan ini harus maju dan kita kawal

Karena kesuksesan bangsa harus kita kejar!




"Anak-anak Merdeka"


NKRI harga mati!!! 

Indonesia, merdeka!!! 

Semangat 45 membara

Anak-anak bangsa harus berkarya


Mau Indonesia sejahtera? 

Jadilah anak-anak merdeka

Anak-anak dengan penuh gigih dan tekad 

Jangan hanya berpangku tangan namun semangtnya rungkad


Anak-anak merdeka adalah kita

Kita berjuang selamanya

Dengan semangat bergelora di dada

Hingga tercapai masa jaya. Merdeka!!!




Oleh: Robert Tajuddin

Minggu, 19 Mei 2024

Cara Baru Melawan Penjajahan di Indonesia Awal Abad 20

    Hari ini tepat pada hari Senin yang sebagian orang mengawali hari pertama kerja di setiap pekannya. Ada yang menjalani dengan optimis, malas atau "ngempet ngantuk" di pagi hari karena saat hari minggu kemarin bisa "mbangkong", dan berbicara rasa memang macam-macam rupanya. Namun ketika kita sadar hari ini tanggal 20 Mei 2024, bangsa Indonesia mengingatnya sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 20 Mei 1908 merupakan momen di Indonesia karena pada waktu itu berdiri organisasi pergerakan nasional periode awal di Indonesia, yakni Budi Utomo. Eksistensi Budi Utomo dipandang sebagai sebagai motor baru penggerak perlawanan terhadap penjajahan yang masih kuat di bumi pertiwi. Sezaman organisasi lain di masanya seperti Sarekat Islam, Sarekat Prijaji, dan Muhammadiyah melawan penindasan penjajah dengan cara baru, yakni melalui pendidikan modern yang mencerahkan anak bangsa, menggunakan organisasi yang mewadahi rakyat berkumpul dan berserikat, surat kabar sebagai corong suara perjuangan rakyat, bergabung dengan parlemen, bahkan pemogokan buruh dari yang lunak hingga keras. Yusuf Perdana dan Rinaldo Adi Pratama (2022) menuliskan dalam karyanya Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia, era pergerakan nasional yang terjadi pada kurun waktu 1908- 1945 ditandai oleh mulai sadarnya penduduk Bumi putera atau yang sering disebut sebagai kaum terpelajar pada masa pemerintahan kolonial Belanda yang tengah menjalankan politik etis (irigasi, edukasi dan emigrasi). Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda ini ternyata jauh dari harapan, yang sebelumnya bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, akan tetapi praktik yang terjadi sendiri dalam pelaksanaan pendidikan lebih banyak bertujuan untuk kepentingan kolonial Belanda itu sendiri, serta untuk pengembangan modal kaum pengusaha dan kaum kapitalis asing yang semakin banyak ditanamkan di Indonesia pada saat itu. Salah satu tujuan politik etis di bidang pendidikan sendiri adalah mencetak tenaga-tenaga dari bumi putera dengan harga yang lebih murah, ketimbang belanda mengambil tenaga dari eropa sendiri. Pergerakan nasional Indonesia dalam melawan kolonialisme Belanda terjadi setelah melahirkan rekonstruksi sejarah yang ingin mengatakan bahwa secara historis Indonesia dan Belanda pada prinsipnya adalah sejajar. 

    Sejenak mengingat ke masa sebelum abad ke 20, perlawanan bangsa Indonesia didominasi oleh perlawanan fisik dibawah tokoh yang kharismatik seperti raja, ulama, atau bangsawan. Solidaritas lokal yang tinggi dengan kegigihan pasukan tempur yang bagaikan "otot kawat balung wesi", dan terbukti berbagai perlawanan fisik terhadap penjajahan bangsa Eropa sebelum abad ke 20 banyak merugikan pihak penjajah. Salah satu perlawanan paling heroik sebelum abad 20 hingga merugikan Belanda adalah perlawanan Pangeran Diponegoro 1925-1930 yang menyebabkan uang kas Hindia Belanda habis bahkan defisit hingga hutang menumpuk, sehingga pemerintah membuat kebijakan dengan praktik buldozer yakni Cultuure Stelsel atau Tanam Paksa yang sangat merugikan rakyat namun sangat menguntungkan pihak Belanda setelah mengalahkan perlawanan Pangeran Diponegoro. Berlangsungnya kebijakan Tanam Paksa diam-diam disorot tajam oleh asisten residen Lebak yakni Edward Douwes Dekker dengan menuliskan karya Max Havelaar yang viral di Belanda. Viralnya karya Multatuli (nama samaran Edward Douwes Dekker kala itu) hingga pada awal tahun 1900-an membuat Belanda membuat kebijakan khusus untuk wilayah jajahannya yakni pengairan lahan, pemerataan penduduk, dan pendidikan (modern ala eropa). Poin terakhir yakni pendidikan berupa akses belajar untuk rakyat walapun ada pembedaan antara kaum ningrat serta blasteran dibandingkan kaum jelata, pelaksanaan pendidikan untuk rakyat jelas memberikan aroma baru bagi bangsa Indonesia sehingga menjadi spirit dan ide baru pula dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat dibawah pimpinan kaum terpelajar. Hal ini dikarenakan perlawanan fisik yang tetap penuh heroik pada periode sebelumnya terbukti tidak membawa hasil akhir yang baik bagi rakyat Indonesia. 

    Ayo kita ingat lagi bahwa kita dikuasai oleh bangsa Eropa oleh karena kelemahan rakyat Nusantara sekitar abad pertengahan, yakni mau diadu domba. Kala itu rakyat Nusantara dapat dengan mudah diadu domba oleh karena perbedaan yang tidak mau didamaikan, dapat disimpulkan perbedaan yang menjadi kekayaan khas Nusantara ini menjadi senjata makan tuan, perbedaan yang seharusnya kekayaan menjadi rusak oleh karena perang saudara. Sehingga dapat diartikan kala itu rakyat nusantara dikuasai oleh bangsa Eropa oleh karena para penjajah pandai memanfaatkan kesempatan yang dapat melemahkan kita, yakni adu domba. Padahal perbedaan pikiran atau fisik menjadi kekayaan Nusantara sejak dulu kala lho. Nah, kembali ke perjuangan bangsa Indonesia di awal abad ke 20 yang menggunakan cara baru yakni menggunakan organisasi yang mewadahi rakyat berkumpul dan berserikat, surat kabar sebagai corong suara perjuangan rakyat, bergabung dengan parlemen, bahkan pemogokan buruh dari yang lunak hingga keras. Jika kita mengetahui cara baru melawan penjajah tersebut, sebenarnya hal itu tidak asing di Eropa, termasuk wabil khusus di wilayah kerajaan Belanda. Gerakan protes untuk menyuarakan kehendak rakyat sudah berlangsung sejak lama di Eropa, dan yang paling terkenal adalah Revolusi Perancis yang berhasil menggulingkan kuatnya pengaruh kaum konservatif. Artinya, kita pernah dikuasai penjajah oleh sebab faktor kita-nya sendiri, namun awal abad ke 20 kita menyerang dengan caranya mereka (Eropa). Ini dapat diambil pelajaran bahwa kekuatan atau kekayaan seminim apapun perlu dijaga, dan belajar atau eksplorasi pengalaman sebanyak-banyaknya akan menambah semangat kita untuk kuat, maju, dan berkembang. 

Selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Jayalah Indonesiaku!

Jumat, 16 Juni 2023

Seni di Zaman Kanjeng Nabi Muhammad SAW: Al Qur'an, Jalan Dakwah, dan Sholawat sebagai Pembangkit Gairah Seni

Hahh? Al Qur'an dan dakwah sebagai pembangkit gairah kesenian? Bukannya Al Qur'an adalah kitab suci yang isi dan pakemnya lurus? Kok bisa membangkitkan gairah seni ya? Dan bla bla bla. Nah oke, yuk kita pahami korelasi dan pembahasannya gaes hehehe..

Sentuhan seni Islami masa Kanjeng Nabi berangkat dari wahyu pertama sebenarnya, yakni tentang "Bacalah" yang berhubungan dengan ngaji atau istilah umumnya adalah belajar. Belajar apapun, pokok'e belajaro! Dituturkan oleh Prof. Saifullah (Guru Besar IAIN Imam Bonjol Padang) bersama DR. Febri Yulika (Dosen ISI Padang Panjang) dalam karya berjudul "Sejarah Perkembangan Seni dan Kesenian dalam Islam" bahwa kehadiran Al Qur'an dan perintah belajar turut mengubah bangsa Arab yang kurang dalam tradisi tulis-menulis menjadi pionir dalam aktivitas seni tulisan yang diakui keindahannya oleh dunia. Seni penulisan dalam aksara Arabiah itu dikenal dengan istilah kaligrafi. Keindahan seni kaligrafi sejak masa Kanjeng Nabi yang masih awal terus dikembangkan dan selalu senafas dengan ayat-ayat Al Qur'an. Khalayak luas mengakui keindahan seni kaligrafi menarik minat umum dan melalui ketertarikan itu orang jadi penasaran untuk belajar kandungan makna dan semangat dalam memperdalam ajaran Islam. Wujud seni kaligrafi dapat dinikmati dalam beragam pembagian seni seperti seni lukis, seni rupa, seni ukir, hingga seni kriya. Sedangkan dari bentuknya mulai dari manusia, hewan, alam, benda dapat dikolaborasikan dengan seni kaligrafi yang estetis nan melegenda itu. Dari hal itu dapat ditarik pemahaman bahwa semangat dakwah Islam melalui ayat-ayat suci Al Qur'an disebarkan secara meluas melalui estetika seni kaligrafi. Ingat, keanggunan seni kaligrafi tersebut berangkat dari ayat-ayat suci Al Qur'an dimana ayat pertama yang diturunkan adalah seputar perintah "membaca". 

Nah, dalam perintah membaca/belajar itu ada perintah utama yakni beribadah. Ibadah dalam ajaran Islam merupakan bukti ketaqwaan. Berbicara tentang menjalankan ibadah yang salah satunya adalah sholat, maka perlu adanya tempat untuk sholat, yakni masjid. Kanjeng Nabi mengawali pembangunan masjid di Quba'. Awal pembangunannya sangat sederhana yakni tembok berdiri tanpa atap, dan tempat pengimaman yang diatasnya diberi pelepah kurma sebagai peneduh. Begitu pula pembangunan masjid Nabawi yang serupa namun lebih luas. 

Guys, kita perlu ketahui bahwa masjid selain mempunyai fungsi religi sebagai tempat sholat, doa dan dakwah, juga mempunyai fungsi sosial yang interaktif yakni untuk belajar, diskusi atau musyarawarah, hingga sejenak beristirahat. Aktivitas sosial dalam masjid masa Kanjeng Nabi yang semula sederhana lambat laun seiring kemajuan zaman mendapat sentuhan seni arsitektur yang indah bahkan megah. Hal tersebut dapat kita lihat dari masjid Quba', masjid Nabawi, hingga masjidil Harom yang diakui oleh dunia keindahan dan kemegahannya sehingga meningkatkan daya tawar Islam yang semakin banyak yang tertarik di panggung dunia melalui seni arsitekturnya.

Di ranah seni suara dan musik, Islam mempunyai modal awal yakni sholawat. Sholawat ini maksudnya pujian cinta atau senandung kesetiaan, doa dan bukti ummat Islam belajar kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, gitu bro. Melalui sholawat kita mendeklarasikan diri sebagai pengikut setia Beliau yang super keren. Dalam keyakinan Islam, mendapat rekomendasi atau acc tanda tangan dari Kanjeng Nabi Muhammad agar kita selamat di akhirat adalah mutlak. Bahkan selamat dalam agama dan dunia salah satu modal dasarnya adalah kesetiaan dan kecitaan kita pada Kanjeng Nabi dan ajarannya. Maka pernah didawuhkan, yang pertama bahwa "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad". Dawuh yang kedua adalah "Barang siapa bersholawat kepadaku (Kanjeng Nabi) satu kali, maka Gusti Allah SWT akan bersholawat kepadamu sepuluh kali". Bayangin lur, kita ini hamba jauh dari kesempurnaan hanya modal baca sholawat dengan tulus dibales Gusti Pengeran sholawat kepada kita. Bukankah itu modal masuk surga? Yo jelas kang mas e. Dan banyak sekali dawuh yang khos atau terkenal tentang perintah bersholawat ke Kanjeng Nabi. Nah kembali ke bahasan seni. 

Dari fakta hebatnya sholawat untuk kebaikan seorang muslim. Syair sholawat terus dikembangkan. Sejak sholawat pertama dikumandangkan oleh para sahabat untuk menyambut kedatangan Kanjeng Nabi yakni sholawat "tola'al badru.." hingga senandung sholawat terbaru terus berkembang dengan indah, menarik, pesat, dan membumi. Ora membumi piye, wong keindahan sholawat juga sering didendangkan di panggung internasional bahkan oleh pemeluk bahkan pemuka agama lain. Tak pelak, keindahan sholawat itu diiringi oleh olah vokal dan musik yang syahdu, semangat, dan joss. Paduan sholawat-vokal-musik yang sangat mungkin disandingkan dengan penampilan seni dan lain-lain turut menambah gairah seni ala Islam yang semakin joss dan berkembang, maju, dan membumi. Perihal keindahan seni, juga didawuhkan bahwa "Allah itu indah dan menyukai keindahan". So, yakin dan semangat yuk dengan Islam, karena begitu indah, anggun, megah, dan estetis.


Surabaya

Jumat, 16 Juni 2023

By alfaqir, robert tajuddin.

Jumat, 03 Maret 2023

Sistem Religi dalam Islam: Peribadatan yang Mudah

Banyak hal menarik dibicarakan tentang sistem religi atau peribadatan dalam Islam. Salah satu yang menarik dalam peribadatan Islam adalah kemudahan. Rujukan referensi dalam pembahasan ini adalah dari situs NU Online yang memaparkan bahwa hakikat ibadah adalah untuk melaksanakan apa yang dicintai dan diridhai Gusti Allah dengan penuh kepasrahan dan karakter rendah diri kepada Allah. Ibadah merupakan bentuk membangun jalinan komunikasi antara manusia dengan Allah SWT (hablum minallah). Hal ini telah ditegaskan Allah swt dalam Surat adz-Dzariyat ayat 56, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Kemudahan pertama menurut penulis yang gak budiman ini berdasarkan dalil tentang ibadah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hidup adalah ibadah. Urip tok ibadah guys. Tapi jangan lupa niat disertai perilaku ibadah itulah yang membuat hidup bernilai ibadah. Jadi tindakan seperti makan, tidur, nongkrong, bermain, dan hal-hal lain yang kita anggap sepele pun dapat bernilai ibadah. So, dapat ganjaran berupa pahala lah. Tabungan pahala hidup di dunia ini dapat dipanen di dunia pula serta di akhirat kelak. Kanjeng Nabi Muhammad pun ketika kita membaca sejarah hidupnya dikenal dengan pribadi yang ramah dan penak-an. Beliau sendiri mencontohkan senyum untuk orang lain adalah ibadah. Mesem tok bernilai ibadah lho. 

Kemudahan kedua adalah tata cara masuk Islam yang sangat mudah. Tanpa mahar dan tanpa sesembahan materi. Kanjeng Nabi Muhammad pun dalam mengajak para sahabat beliau masuk Islam pun tidak melakukan pungli atau mewajibkan penyerahan materi sebagai tali asih atau persembahan, No! Mulai Assabiqunal Awwalun hingga para sahabat Kanjeng Nabi secara luas masuk Islam hanya berupa niat dan menyatakan siap menjalani perilaku Islami. Uenak ya.. 

Kemudahan ketiga dalam peribadatan Islam adalah dalam hal sholat atau sembahyang. Kanjeng Nabi Muhammad sendiri mengajarkan bahwa sholatlah anda seperti anda melihat sholatku. Teman-teman bisa lihat sendiri sholat dalam Islam ya secara kebanyakan ya sama. Adapun perbedaan itu sangat tipis. Maklum lah, namanya orang pasti bedo sirah, bedo isi pikirane. Tapi yang pasti namanya sholat ya mengacu persis sama yang diajarkan oleh Mbah Kanjeng Nabi. Nah, kemudahan dalam sholat sendiri hanya niat disertai perilaku sholat saja, tidak ada syarat materi untuk melakukan sholat. Semua kalangan, semua usia, segala macam status sosial boleh melakukan atau ikut sholat bahkan menjadi imam atau pemimpin sholat. Segala hal menyangkut kondisi yang tidak umum seperti bepergian yang diperbolehkan menggabung dan meringkas tahapan sholat, yakni dari 4 tahapan atau rokaat menjadi 2 saja. Hingga orang dalam keadaan sakit diperbolehkan sholat sambil duduk, tidur, bahkan melakukan kedipan mata saja. Pelajari Islam dan you akan berkata bahwa sholat is easy guys..!

Kemudahan dalam ibadah yang lain adalah zakat atau sedekah dan ibadah haji yang dilandasi dengan keadaan "bila mampu". Melakukan sedekah sangat dianjurkan bahkan diwajibkan kepada semua ummat Islam, namun jika dalam keadaan ekonomi yang sulit bahkan melilit sedekah tidak diwajibkan. Diajarkan pula dalam Ajaran Islam dan dicontohkan oleh Kanjeng Nabi secara langsung, orang dalam keadaan sulit dan melilit wajib diberi sedekah. 

Serangkaian kemudahan dalam sistem peribadatan Islam ini dapat disimpulkan bahwa Islam itu mudah. Islam iku penak tur ngepenakke. Teriring pula doa semoga kita menjadi muslim yang bermanfaat untuk semuanya. Dadi wong Islam sing penak tur ngepenakke. Aamiiiin.


Gresik

Sabtu, 4 Maret 2023

Oleh: rbrt tjddn. 

Rabu, 13 Juli 2022

Ekonomi ala Islam: Halalan-Thoyyiban dan Ikhtiar-Tawakkal

Ekonomi. Kehidupan manusia tak lepas dari satu kata tersebut. Tak lepas bukan saja berarti sebuah ketergantungan, namun kita juga perlu menempatkan posisi manusia dan ekonomi merupakan satu bagian yang saling berhubungan dan satu kesatuan. Dalam buku pengantar antropologi dijelaskan bahwa manusia mempunyai kebudayaan, dan dalam unsur kebudayaan manusia terdapat kegiatan ekonomi. Tanpa manusia, aktivitas ekonomi adalah nihil. Pun demikian, tanpa ekonomi gerak pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak ada. Sehingga kata kesejahteraan merupakan hal yang fana. Hal tersebut berlaku mulai zaman pra aksara hingga zaman modernisme yang serba "sat-set" sekarang melanda. Ket biyen sampe saiki, sampe menesuk. Kira-kira seperti itulah gambaran hubungan arek loro iku, si manusia dan si ekonomi hehehe. 

Dari tadi kok mbulet hubungan yo? Koyok hubunganmu dengan areknya, mbulet. Wes gak popo mbulet, sing penting terus berjuang. Menungso kan ditugasi SI BOS BESAR untuk berusaha dan berjuang, hingga mendapatkan kebaikan. Gusti ALLAH lho Maha Bijaksana. Mantep!!! Oke, kita ke arti ekonomi. 

Jauh sebelum ilmuwan barat seperti Adam Smith dan kawan-kawannya membuat kajian pengetahuan tentang ekonomi. Ilmuwan muslim sekaligus bapak Sosiologi, Ibnu Kaldun telah memberikan definisi ekonomi terlebih dahulu. Kata Syeikh Ibnu Khaldun, ekonomi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang positif dan normatif. Ekonomi tidak semata tentang pemenuhan kebutuhan, tetapi turut meningkatkan kesejahteraan individua maupun masyarakat. Dalam Islam, Kanjeng Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia menjadi subjek dalam aktivitas ekonomi. Kita perlu ingat bahwa Kanjeng Nabi merupakan seorang saudagar/pedagang. Bahkan sejak kecil pendidikan ekonomi secara praksis dienyam oleh Kanjeng Nabi sebagai subyek ekonomi melalui kegiatan dagang. Kegiatan perdagangan Kanjeng Nabi Muhammad sejak kecil yakni diajak berdagang oleh Ibunya hingga ke negeri Syam. Negara Syam bukan dekat Mekkah - Arab Saudi yang notabene merupakan wilayah sekitar kelahiran Beliau, melainkan wilayah Palestina dan sekitarnya. Dolane Kanjeng Nabi uadoh, gak ndek-ndek'an koyok awakdewe ya, hahaha. Nah, bukan saja mendapat pendidikan praktek dari ibu Beliau, namun di keluarga beliau yakni Quraisy merupakan komunitas dagang yang turut meramaikan aktivitas ekonomi di belantara tanah Arabia. Cerita tersebut mengajarkan kepada kita untuk turut aktif dalam percaturan ekonomi sejak dini. Jika sejak dini telah terlatih sebagai subjek dalam aktivitas ekonomi, maka akan terlatih pula untuk pengembangan pemenuhan kebutuhan pun demikian dengan kesejahteraan. Let's survive guys.. 

Dalam Islam, dijelaskan secara tegas dan lugas di Alqur'an bahwa Islam mempunyai prinsip ekonomi tentang proses dan target. Kalimat "halalan thoyyiban" yang artinya "boleh dan baik" merupakan cerminan dari proses dan target ekonomi Islam. Boleh dan baik sangat wajib dijadikan pedoman dalam segala aktivitas ekonomi manusia. Halal/diperbolehkan dan baik merupakan konsep proses sekaligus konsep target. Jika proses yang dilakukan secara halal dan baik, maka tidak cukup sampai disitu saja. Dalam aspek manfaat atau dampak dari aktivitas ekonomi harus halal dan baik juga. Proses dan target yang diperbolehkan dan membawa kebaikan tersebut bukan saja dalam lingkup individu dan kelompok masyarakat kecil atau lebih luas, tapi juga harus memperhatikan lingkungan yang merupakan panggung atau tempat kehidupan manusia. Berusaha agar tidak melakukan tindak merugikan manusia dan alam kira-kira dapat dijadikan patokan agar aktivitas ekonomi manusia tetap dalam ridlo insan dan dan yang terpenting adalah ridlo Ilahi. Sehingga dalam perjalanan ekonominya selalu di jalur yang tepat dan patut. 

Dalam hal ekonomi ini pula Kanjeng Nabi mengajarkan tentang konsep ikhtiar dan tawakkal. Hal ini pernah dituliskan oleh KH MA Sahal Mahfudz tentang "Islam dan Sistem Perekonomiannya". Bahwa dalam beberapa hadits Nabi secara tegas memerintahkan ikhtiar dan menempatkannya sebelum tawakal. Tawakkal sebagai suatu nilai iman yang sangat luhur tidak bisa diartikan berlawanan dengan ikhtiar, bahkan harus saling berkaitan antara keduanya. Hal ini diisyaratkan oleh Nabi ketika seorang Badui berkata kepadanya, "Aku lepas ontaku (tanpa kendali) dan aku hanya bertawakkal.” Disaatitu juga Rasullulloh dawuh, "Ikatlah dulu untamu dan kemudian bertawakkallah". Konsep ikhtiar dan tawakkal ibarat sebuah norma religus tentang berusaha terlebih dahulu hingga selesai, dan berserah diri tentang hasil kepada Gusti Allah SWT. Dari konsep tersebut pula jika dipraktekkan dalam kehidupan ekonomi, akan menjadikan manusia selalu berjuang dalam segala situasi dan kondisi.

Sebagai akhir catatan, penting kiranya kita sebagai insan perlu menyeimbangkan pola atau konsep halalan-thoyyiban dan ikhtiar-tawakkal. Keberimbangan pola atau konsep tersebut nantinya akan melatih diri untuk selalu produktif. Dalam hal ini produktivitas dalam aktivitas ekonomi, dan hasilnya berkaitan dengan keberhasilan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan. Bahasa kasarnya, dalam pergulatan ekonomi apapun posisi, jabatan, atau fungsi kita entah sebagai pemilik modal, karyawan, atau pekerja kasar, apapun itu jika konsep halalan-thoyyiban dan ikhtiar-tawakkal berjalan maka kita bekerja tidak akan aras-arasen. Jika menemui kendala dalam aktivitas golek rejeki maka nggerundelnya secukupnya saja, karena orientasi target hidup dan rohani sudah menjadi acuan. Jika sudah demikian predikat manusia yang produktif telah kita bisa dapatkan dan harus kita pertahankan bahkan terus dikembangkan serta maksimalkan segala kesempatan berkembang itu dengan baik. Ngono lho jhon. Tenang wae, aku yo sek sinau kok. Hehehe, Bismillah..


Surabaya. Kamis, 14 Juli 2022.

Oleh robert tajuddin.

Senin, 27 Desember 2021

Teknologi: Sumbangsih Ide Teknologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata teknologi memiliki dua pengertian. Pertama, teknologi merupakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis atau ilmu pengetahuan terapan. Kedua, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Nah, dari penjelasan tentang pengertian teknologi tersebut kita dapat tarik kesimpulan bahwa teknologi merupakan sebuah ide tentang alat yang menunjang dan mempermudah manusia dalam kehidupannya. Agar hidup keseharian jadi lebih praktis, ndak ruwet, ringkas, ndak mbulet kayak omonganmu, hahaa ampun yo lur. Alat penunjang untuk kemudahan itu bisa dari sarananya, bisa juga dari prasarananya. Dulur pasti sudah tau lah bedanya sarana dan prasarana itu, jadi ndak perlu saya jelentrehkan lagi bedanya. Biar gak ngetik panjang-panjang, huehehehe. 

Memperbincangkan tentang teknologi pada masa kejayaan Islam di dunia ini mungkin akan sedikit panjang, masalahnya buanyak sekali temuan atau ide dari peradaban Islam tentang teknologi. Tapi jangan khawatir, disini akan disajikan bahasan yang ringkas dan semoga bisa mendalam, langsung ke pokok bahasan, langsung ke poin inti. Sejarah peradaban Islam dilihat dari berbagai referensi, jaman Kanjeng Nabi Muhammad telah memberikan sumbangsih brilian di ranah teknologi. Jadi, mari kita simak pembahasan berikut.

Ide menarik tentang teknologi di jaman Kanjeng Nabi ini saya rasa perlu menempatkan yang pertama pada bagian literasi. Literasi itu merupakan sumber ilmu pengetahuan, sarana untuk mencari referensi, pedoman dan dasar keilmuan. Tanpa tahu pentingnya kegiatan literasi, maka mustahil pula adanya berita, catatan, hingga buku. Ada istilah buku adalah jendela dunia, jika kita ingin melihat isi dunia tanpa melakukan perjalanan, maka cukuplah kiranya membaca isi tiap halaman buku. Namun jika sekarang, melihat isi halaman-halaman buku dapat dengan mudah melalui ponsel atau gadget yang ada di genggaman tangan kita yang sudah canggih. Nah kembali ke fokus, berkaitan dengan literasi, Kanjeng Nabi telah memikirkan pentingnya aktivitas belajar melalui literatur. Bahkan Nabi Muhammad memikirkan jauh ke depan untuk kebaikan manusia sepeninggal beliau (Kanjeng Nabi). Kegiatan literasi telah digalakkan di zaman Kanjeng Nabi, jadi meskipun beliau sendiri merupakan gudang besarnya ilmu, beliau juga sebagai pegiat literasi. Hal ini ditunjukkan bahwa Kanjeng Nabi mengutus para sahabatnya untuk mengabadikan Alqur'an wahyu dari Gusti Allah SWT melalui malaikat Jibril AS. 

Itu dimaksudkan agar umat dapat belajar tentang apapun dari Alqur'an meskipun Kanjeng Nabi telah tiada. Ya walaupun alat yang digunakan untuk menulis wahyu Allah SWT masih sederhana, belum menggunakan media kertas, masih ditulis pada batang pohon, daun, batu, kulit hewan, dan lain sebagainya. Namun teknologi pembelajaran telah dilakukan. Kita harus ingat pada pepatah belajar tanpa mencatat ibarat menulis di atas air (mudah hilang tanpa bekas - lupa), namun belajar dengan membawa catatan ibarat mengukir di atas batu (ingatan ilmu akan sulit hilang). Selain itu catatan-catatan Alqur'anul Karim yang dulu masih sederhana, dan sekarang telah mengalami perubahan yang jauh lebih modern merupakan investasi membanggakan dari Kanjeng Nabi untuk manusia berupa ilmu yang manfaat. Dalam Islam pun telah dikenalkan bahwa orang meninggal itu terputus amalnya kecuali (salah satunya) ilmu yang bermanfaat. Kita harus mengamini Alqur'an tiada habisnya dikaji hingga kini dan jauh kedepan akan senantiasa menjadi sumber ilmu umat manusia khususnya muslim. Dan Kanjeng Nabi ya memang seorang Nabi itu pasti masuk surga ya. Sudah pasti masuk surga, ilmunya manfaat pula. Pancen sangar Kanjeng Nabi iki. Jempolan euy hehehe.. 

Selain ilmu pengetahuan, Kanjeng Nabi juga membuat masjid, di beberapa pemberhentian perjalanan dakwah beliau, selalu mengusahakan untuk membangun masjid. Jika dilihat dari konstruksi pembangunanya, mungkin masih sederhana yakni tiangnya dari pohon kurma, dan atapnya dari dedaunan. Namun disini yang perlu digarisbawahi bukan konstruksi dari prasarana ibadahnya, namun kita wajib melihat dari aspek fungsional atau manfaatnya. Masjid di zaman Kanjeng Nabi itu bukan tempat sholat dan berdoa saja, bukan urusan antara Allah dan menungso tok. Tapi lebih luas dari itu, masjid difungsikan sebagai prasarana belajar, berdiskusi, beristirahat, sekedar bercengkrama, hingga berbagi apapun sehingga masjid memang difungsikan untuk kebaikan umat manusia. Paling tidak semua orang sudah tau manfaat masjid atau musholla atau langgar minimal 5 kali dalam sehari digunakan umat muslim untuk berkumpul, maksimalnya ya untuk macam-macam, dadi uakeh fungsi lan manfaate lur. Mantap.. 

Ngomong-ngomong, dulur juga perlu tahu bahwa Kanjeng Nabi menerapkan teknologi pengobatan tradisional sebagai langkah cepat dalam penanganan pertama dalam kecelakaan. Diceritakan dalam situs NU Online, Kanjeng Nabi suatu ketika pernah digigit kalajengking. Usai menunaikan shalat Nabi tidak lantas wiridan tetapi langsung pergi ke dapur untuk mengambil air dan sarem (garam). Di samping itu, Kanjeng Nabi juga membacakan surat al-ihklas dan annas. Ternyata, air putih dan garam dalam ilmu kedokteran merupakan antibiotik yang bisa menolak racun. Dari kisah itu disimpulkan bahwa teknologi dapat digabungkan dalam konteks qur’an. Jika ditarik dalam konteks kekinian, ilmu pengetahuan dan agama tidak boleh dipisahkan. Agama dan ilmu pengetahuan juga tidak boleh dipisahkan.  

Teknologi di zaman Kanjeng Nabi yang lain pasti sangat banyak yang mungkin belum dibahas disini, tambahono dewe yak, para pembaca yang budiman pastinya lebih puinter-pinter kok hehehee..

Rabu, 07 Juli 2021

Sistem Sosial Kemasyarakatan ala Islam: Kedudukan Manusia Sama di Hadapan Allah SWT.

Oke, mulai masuk ke sistem ya, haduh-haduh. Tenang ojo digawe ngelu disek, hahaha.. Gini lur. Melihat sistem sosial kemasyarakatan yang ada, kita tahu ada berbagai macam hal berkaitan dengan itu. Kita tau tho, ada strata sosial biasanya dari tingkat ekonomi hingga hubungan biologis atau keturunan, maupun komunitas atau relasi, dan lain-lain. Jadi golongan masyarakat itu biasanya dilihat dari mergawe opo, penghasilane piro, keturunan atau anake sopo, bisa juga tentang relasi kelompok (kancane sopo, dan gumbulane sopo, dan lain sebagainya). Ada pejabat atau pemerintah hingga penguasa, pegawai, aparat-aparatur, golongan pendapatan atas-tengah-bawah, hingga hubungan dengan siapa (kancane sopo), dan lain-lain. 

Nah, kita coba sambil mengingat ke sejarah Islam berkaitan dengan sistem sosial kemasyarakatan yang ada itu idealnya seperti apa. Di zaman Kanjeng Nabi Muhammad SAW pernah ada kesepakatan bersama antara Islam dengan komunitas Yahudi, Nasrani, masyarakat dengan kepercayaan lokal dan lain sebagainya dalam bingkai Piagam Madinah. Kanjeng Nabi Muhammad berhasil menyatukan carut-marut, meluruskan kembali benang yang kusut dan mbulet, melegakan dahaga perdamaian-ketentraman-kerjasama. Jadi Piagam Madinah itu isinya sebuah kesepakatan para warga muslim dan non-muslim di Madinah adalah satu bangsa. Masyarakat Yahudi, Nasrani, dan lainnya dilindungi dari segala bentuk penistaan dan gangguan. Sehingga dari kesepakatan Piagam Madinah tercipta sebuah kontrak sosial untuk menjadi bangsa yang integral (satu kesatuan), saling melindungi, saling bekerjasama tentu untuk kebaikan bersama, dan tidak homo homini lupus (menjadi serigala pemangsa bagi sesama atau lainnya). Gitu ndes.. 

Ya itu satu contoh kasus aja sih berkaitan dengan dengan sistem sosial dan kemasyarakatan dalam Islam itu semuanya ideal (btw contoh kasus lainnya buanyak, golekono dewe ae, hahaha). Buktinya ya tadi, perlu adanya kesepakatan bersama untuk kebaikan bersama. Mengenai kelompok-kelompok sosial masing-masing tetap bisa menjalankan aktivitas profan dan sakralnya sendiri-sendiri. 

Kowe mergawe opo, hasil e piro (akeh utowo sitik), kowe anak e sopo, pengaruhmu gede utowo cilik, kancamu sopo wae, sing penting laku uripmu apik. Kan enak, coro Islam iki sistem opo wae iso melbu, kanan-kiri oke, jalan tengah yo masuk, sepanjang menggunakan pertimbangan yang baik, humanis, ramah lingkungan, pokok e membawa aspek manfaat yang maslahat. Intine pedomane jelas, kedudukan manusia itu sama dihadapan Allah SWT. Ngono lho rek.. Sip ya..!!!